Mengenal Tanda Gizi Buruk
Gizi
buruk adalah suatu keadaan dimana
seorang mengalami kekurangan gizi yang parah karena rendahnya kandungan energi
dan protein dalam makanan sehari-hari. Penyakit infeksi (TBC, campak, cacar,
diare, dll) merupakan salah satu penyebab anak menderita gizi buruk.
1.
Marasmas
Badan sangat kurus (hanya tampak tulang terbungkus kulit),
wajah terlihat seperti orang tua dengan kulit keriput dan perut cekung.
Penderita marasmus sering mengalami sakit infeksi, diare, cengeng dan rewel. Marasmussering dijumpai pada anak berusia 0 – 2 tahun dengan
gambaran sbb: berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya,
suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang, dinding perut
hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya tampak bagai tulang terbungkus
kulit, tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol,
anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)), Otot-otot
melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput bersamaan
dengan hilangnya lemak subkutan, perut cekung sering disertai diare kronik
(terus menerus) atau susah buang air kecil.
2.
Kwashiorkor
Istilah kwashiorkor sendiri
berasal dari bahasa salah satusuku di Afrika yang
berarti "kekurangan
kasih sayang ibu". Adanya
pembengkakan (ederma) di seluruh tubuh, terutama bagian punggung kaki. Wajah
nampak membulat dan sebab, disertai otot yang mengecil ukuran LIngkar Lengan
Atas LILA-nya kurang dari 14 cm,. Rambut tipis dan rontok dengan warna
kemerahan seperti warna rambut jagung. Penderita kwashiorkor sering rewel dan
sulit makan. Terdapat ciri lain yaitu kelainan kulit berupa bercak merah muda
sampai coklat kehitaman disertai penyakit infeksi, anemia, dan diare.
3.
Marasmik-Kwashiorkor
Tandanya merupakan gabungan dari kedua gizi buruk diatas.
Tandanya merupakan gabungan dari kedua gizi buruk diatas.
Bagaimana Mencegah Gizi Buruk?
1.
Secara teratur menimbang anak di
Posyandu
2.
Berikan ASI saja pada bayi berusia 2
tahun
3.
Berikan makanan pendamping ASI
sesuai usia dan kesehatan anak
4.
Berikan makanan beraneka ragam bagi
anggota keluarga lainnya
5.
Beritahukan petugas kesehatan/kader
bila anak sakit atau mengalami gangguan pertumbuhan.
Biasakan Makan Aneka Ragam Makanan
1.
Makan 2-3 kali sehari yang terdiri
dari 4 macam kelompok bahan makanan
2.
Makanan pokok (sumber zat tenaga):
beras, jagung, ubi, singkong, mie, dll.
3.
Lauk pauk (sumber zat pembangun):
ikan, telor, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan, tahu, dll).
4.
Sayuran dan buah (sumber zat
pengatur): bayam, kangkung, wortel , buncis, kacang panjang, daun singkong,
daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, dll.
5.
Dari tiap kelompok bahan makanan dan
jenis yang dikonsumsi, maka makin banyak jenisnya makin baik dan ditambah
dengan susu.
Penanganan Gizi Buruk pada Anak
Penggunaan
garam beryodium
Mencegah penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok do daerah leher, sehingga
mengurangi daya tarik seseorang. Dan pertumbuhan anak tidak normal (kerdil).
Biasakan
makan pagi
·
Untuk menjaga tubuh, agar dapat
berkerja atau belajar dengan baik
·
Membantu memusatkan pikiran untuk
belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran
·
Membantu mencukupi zat gizi
Menjaga
kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, khususnya balita dan ibu hamil
Salah satunya dengan mendatangi Posyandu atau puskesmas
terdekat secara teratur.
Ibu
hanya memberikan ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan
·
ASI, makanan bayi yang paling
sempurna, murah dan mudah memberikannya
·
ASI saja mencukupi kebutuhan gizi
bayi untuk tumbuh kembang dengan normal sampai bayi berumur 4 bulan
·
ASI yang pertama keluar (kolustrum)
berwarna kekuningan, mengandung zat kekebalan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi dan jangan sekali-kali
dibuang
·
Keluarga tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi 0-4 bulan
·
Dengan ASI mempererat ikatan kasih
sayang antara ibu dan bayi.
GIZI
BURUK PADA ANAK BALITA
Gizi buruk pada anak balita
Gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energi protein, ditandai dengan kondisi berat badan kurang dari berat seharusnya. ( berat badan pada KMS berada dibawah garis merah atau pita kuning bagian bawah ).
Penyebab timbulnya gizi buruk:
• Kurang makan makanan yang bergizi dalam waktu yang lama
• Menderita penyakit terutama penyakit infeksi
• Mengalami gangguan fungsi saluran pencernaan.
Akibat gizi buruk pada anak balita:
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
• Mudah terkena penyakit
• Menurunnya kecerdasan dan aktifitas.
Syarat pemberian makanan:
1. Diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi anak balita
2. Kalori tinggi, bertahap mulai dari 50 kkal/kg BB tinggi 150 – 300 kkal/kg BB sehari
3. Protein tinggi, bertahap mulai dari 1 gram/kg BB hingga 3 – 5 gram/kg BB sehari
4. Banyak cairan terutama diare, jumlah cairan 200 mi/kg BB sehari
5. Bentuk makanan sesuai keadaan : cair, lumat, lunak, dan biasa.
Tahap pemberian makananpemberian makanan pada anak balita gizi buruk ada tiga tahap yaitu tahappenyesuaian, pertumbuhan, lanjutan.
Gizi buruk pada anak balita
Gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energi protein, ditandai dengan kondisi berat badan kurang dari berat seharusnya. ( berat badan pada KMS berada dibawah garis merah atau pita kuning bagian bawah ).
Penyebab timbulnya gizi buruk:
• Kurang makan makanan yang bergizi dalam waktu yang lama
• Menderita penyakit terutama penyakit infeksi
• Mengalami gangguan fungsi saluran pencernaan.
Akibat gizi buruk pada anak balita:
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
• Mudah terkena penyakit
• Menurunnya kecerdasan dan aktifitas.
Syarat pemberian makanan:
1. Diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi anak balita
2. Kalori tinggi, bertahap mulai dari 50 kkal/kg BB tinggi 150 – 300 kkal/kg BB sehari
3. Protein tinggi, bertahap mulai dari 1 gram/kg BB hingga 3 – 5 gram/kg BB sehari
4. Banyak cairan terutama diare, jumlah cairan 200 mi/kg BB sehari
5. Bentuk makanan sesuai keadaan : cair, lumat, lunak, dan biasa.
Tahap pemberian makananpemberian makanan pada anak balita gizi buruk ada tiga tahap yaitu tahappenyesuaian, pertumbuhan, lanjutan.
1.
Tahap penyesuaian
• Diberikan selama 1-2 minggu atau lebih tergantung pada kemampuan balita menerima dan mencerna. Kalori diberikan mulai dari 50 kkal/kg BB.
• Sumber protein utama susu, diberikan secara bertahap dengan keenceran 1/3, 2/3, 3/3, masing-masing tahap selama 2-3 hari.
• Jika berat badan kurang dari 7 kg, makanan yang harus diberikan berupa makanan yang dimodifikasi ( bubur susu ). Secara berangsur diberikan makanan lunak.
• Jika berat badan 7 kg atau lebih, makanan yang diberikan seperti untuk anak 1 tahun:dengan bentuk makanan sesuai kondisi.
2. Tahap penyembuhan
Bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur pemberian makanan ditingkatkan.
3. Tahap lanjutan
Dapat diberikan makanan biasa. Pada tahap ini harus cukup energi, protein dan zat gizi lainnya yang mengandung antara 1100-1500 kalori dan 25-50 gram protein per hari.
• Diberikan selama 1-2 minggu atau lebih tergantung pada kemampuan balita menerima dan mencerna. Kalori diberikan mulai dari 50 kkal/kg BB.
• Sumber protein utama susu, diberikan secara bertahap dengan keenceran 1/3, 2/3, 3/3, masing-masing tahap selama 2-3 hari.
• Jika berat badan kurang dari 7 kg, makanan yang harus diberikan berupa makanan yang dimodifikasi ( bubur susu ). Secara berangsur diberikan makanan lunak.
• Jika berat badan 7 kg atau lebih, makanan yang diberikan seperti untuk anak 1 tahun:dengan bentuk makanan sesuai kondisi.
2. Tahap penyembuhan
Bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur pemberian makanan ditingkatkan.
3. Tahap lanjutan
Dapat diberikan makanan biasa. Pada tahap ini harus cukup energi, protein dan zat gizi lainnya yang mengandung antara 1100-1500 kalori dan 25-50 gram protein per hari.
0 komentar:
Posting Komentar