LATAR BELAKANG
Masalah kematian ibu dan bayi di
Indonesia yang masih tinggi merupakan focus utama pemecahan masalah kesehatan
di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 1997
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per 100 000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian
Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar Pelayanan Kebidanan,
DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002).
Selanjutnya angka kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak
307 / 100.000 KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 /
2003 ).
Penyebab secara langsung tingginya AKI
adalah perdarahan post partum, infeksi, dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000
wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan mengalami komplikasi atau masalah
yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan
dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam
jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian
asuhan kehamilan yang berkualitas.
FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
Filosofi adalah
pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986
cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang
dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam
filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai
asuhan itu.
1.
Kehamilan merupakan proses
yang alamiah
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,
bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya.
2.
Asuhan kehamilan mengutamakan
kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seorang profesional yang
sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si
pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3.
Pelayanan yang terpusat pada
wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam
arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan
kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu
sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan
dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga. Selain itu, keluarga
juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan
yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal
pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,
keluarganya, dan bidan, dengan ibu
sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak
untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidanannya.
4.
Asuhan kehamilan menghargai
hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang
berhubungan dengan kehamilannya
Tenaga
profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil,
karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi
dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan
harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.
LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan
identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko
tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan
PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
1.
Kehamilan dan kelahiran adalah
suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa
model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan &
kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak
perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based
practice).
2.
Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam
asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga)
dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan
kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu.
Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.
3.
Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu
& keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan
informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan
manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum
mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam
membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya
berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4.
Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan
atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin,
obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin.
Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi
yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5.
Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan
bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat
yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan
yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas
kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu
serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab
semua profesional bidan.
SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Sejarah
asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa
persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal
care. Boombing terjadi pada tahun
1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.
TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN
Tujuan utama ANC adalah
menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun
tujuan khususnya adalah :
1.
Memonitor kemajuan kehamilan guna
memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang normal.
2.
Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
3.
Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis
untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
REFOCUSING ASUHAN KEHAMILAN
Hasil survey kesehatan
rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per
100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau
menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi
yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah,
memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap
anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka
kematian maternal & perinatal.
Fokus lama ANC :
1.
Mengumpulkan data dalam upaya
mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan
asuhan khusus.
2.
Temuan-temuan fisik (TB, BB,
ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah usia 36
minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3.
Pengajaran /pendidikan kesehatan
yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi
Hasil-hasil penelitian yang
dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa :
1.
Pendekatan resiko mempunyai bila
prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami
komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71%
ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang
diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2.
Banyak ibu yang digolongkan dalam
kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka
telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam
kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi
(Enkin, 2000 : 22).
3.
Memberikan keamanan palsu sebab
banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi
tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari
pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang
sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan
persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused)
agar asuhan kehamilan lebih efektif dan
dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
ISI REFOCUSING ANC
Penolong yang terampil/terlatih
harus selalu tersedia untuk :
1.
Membantu setiap bumil &
keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil,
tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan
esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan
normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat
segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2.
Membantu setiap bumil &
keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan
membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor
darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri
sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak
terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3.
Melakukan skrining/penapisan
kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang
sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan
berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat
dicegah.
4.
Mendeteksi & menangani
komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular
seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5.
Mendeteksi kehamilan ganda setelah
usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu
yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong
yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6.
Memberikan imunisasi Tetanus
Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7.
Memberikan suplementasi zat besi
& asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia
defisiensi zat besi & asam folat.
Untuk populasi tertentu:
1.
Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif)
untuk menurunkan insidens anemia berat,
2.
Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah
endemik
3.
Suplementasi yodium
4.
Suplementasi vitamin A
STANDARD ASUHAN KEHAMILAN
Sebagai profesional bidan, dalam
melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang
berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang
telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus
melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan
dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila
pelayanan yang diberikan tidak memenuhi
standard dan terbukti membahayakan.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1.
Standar 3; Identifikasi ibu hamil
Bidan
melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.
2.
Standar 4: Pemeriksaan dan
pemantauan antenatal
Bidan
memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan
pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan
usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Standar 6: pengelolaan anemia
pada kehamilan
Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.
Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi
pada Kehamilan
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
6.
Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
(Standard Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002)
TIPE PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN
1.
Independent Midwive/ BPS
Center
pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang
lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan
memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan “bisa
diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan
apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan
pada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
2.
Obstetrician and Gynecological
Care
Center
pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan
mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Public Health Center/ Puskemas
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang
tersedia. Rujukan dilakukan pada system
yang lebih tinggi.
4.
Hospital
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan
kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah
sakit yang lebih tinggi tipenya.
5.
Rumah Bersalin
Center
pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan
dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan
ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.
HAK-HAK IBU DALAM LAYANAN ANC
Hak-hak ibu ketika menerima
layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :
1.
Mendapatkan keterangan
mengenai kondisi kesehatannya. Informasi
harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
2.
Mendiskusikan keprihatinannya,
kondisinya, harapannya terhadap sistem
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung
secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3.
Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
terhadapnya.
4.
Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati
privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
5.
Menerima layanan senyaman
mungkin.
6.
Menyatakan pandangan dan
pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN KEHAMILAN
1.
Bidan/ midwives
2.
Dokter umum
3.
SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
4.
Team/ antara dokter dan bidan
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN
Peran dan tanggungjawab bidan
dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:
1.
Membantu ibu dan keluarganya
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi
2.
Mendeteksi dan mengobati
komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis,
bedah maupun tindakan obstetric
3.
Meningkatkan dan memelihara
kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan,
suplemen dan immunisasi.
4.
Membantu mempersiapkan ibu untuk
memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak
secara fisik, psikologis dan social.
TREND & ISSUE TERKINI DALAM ANC
1.
Keterlibatan klien dalam
perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab
klien terhadap perawatan diri sendiri
selama hamil semakin meningkat. Klien
tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif.
Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri
dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik.
Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik
itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan
pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu. Kemampuan klien dalam
merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun
sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan biaya
perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang
diterima, ibu hamil dapat memilih tenaga
profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
2.
ANC pada usia kehamilan lebih
dini
Data statistik mengenai kunjungan
ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat
baik sebab memungkinkan profesional
kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul
sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
3.
Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based
practice)
Praktek kebidanan sekarang
lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek
terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak
terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai
dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan
ANC sebagai berikut:
a.
Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Kunjungan
|
Waktu
|
Alasan
|
Trimester
I
|
Sebelum
14 minggu
|
–
Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
–
Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
–
Membangun hubungan saling percaya
–
Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
–
Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks, dsb).
|
Trimester
II
|
14
– 28 minggu
|
–
Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
|
Trimester
III
|
28
– 36 minggu
|
– Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
|
Setelah
36 minggu
|
– Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.
|
b. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet
yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya
bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
c. Imunisasi TT 0,5 cc
Interval
|
Lama
perlindungan
|
%
perlindungan
|
|
TT 1
|
Pada kunjungan ANC pertama
|
-
|
-
|
TT 2
|
4 mgg setelah TT 1
|
3 tahun
|
80%
|
TT 3
|
6 bln setelah TT 2
|
5 tahun
|
95%
|
TT 4
|
1 tahun setelah TT 3
|
10 tahun
|
99%
|
TT 5
|
1 tahun setelah TT 4
|
25 th/ seumur hidup
|
99%
|
TERMINOLOGI
YANG UMUM PADA ANC ( Untuk Role Play)
1.
Abortus adalah pengeluaran buah
kehamilan (hasil konsepsi) sebelum akhir minggu ke 20.
2.
ANC(antenatal care) adalah asuhan
yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan atau prenatal care
3.
Antenatal / antepartum adalah
sebelum persalinan
4.
Neonatal dini adalah tujuh hari pertama setelah bayi
lahir (usia bayi 0-7 hari)
5.
Ektopik adalah suatu kehamilan
yang terjadi diluar rahim
6.
DJJ (Detak Jantung Janin): dihitung
selama 1 menit dengan nilai normal 120 sampai 160 permenit
7.
Gestasi adalah usia kehamilan
atau lamanya waktu sejak konsepsi
8.
Gravida adalah jumlah berapa kali
seorang wanita hamil / jumlah kehamilan
9.
HB/ haemoglobin adalah salah satu
tindakan laboratorium yang dilakukan pada masa antenatal care
10.
Intrapartum adalah selama dalam
persalinan
11.
IUFD adalah Intra Uterine Fetal
Death atau kematian janin dalam rahim
12.
IUGR atau Intra Uterine Growth
retardation/ Restriction adalah pertumbuhan janin yang terlambat didalam rahim
13.
LMP adalah Last Menstrual period
atau hari pertama haid terakhir
14.
Multigravida adalah seorang
wanita yang sudah pernah hamil 2 kali atau lebih
15.
Multipara adalah seorang wanita
yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah
melahirkan buah kehamilannya 2 kali atau lebih
16.
Neonatal adalah 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia
bayi 0-28 hari)
17.
Nulligravida adalah seorang
wanita yang belum pernah hamil
18.
Nullipara adalah seorang wanita
yang belum pernah melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu/ belum
pernah melahirkan janin yang mampu hidup diluar rahim
19.
Paritas atau para adalah jumlah
kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu)
20. Parturience adalah seorang wanita yang sedang dalam
persalinan
21.
Parturient atau confinement
adalah proses persalinan dan kelahiran
22. Perinatal adalah periode antara 28 minggu usia kehamilan dan hari ke 28
setelah bayi lahir
23.
Postnatal atau postpartum adalah masa setelah persalinan
24.
PPH atau Postpartum Hemorrhage adalah perdarahan yang
hebat se5telah persalinan / perdarahan paska persalahan
25. Premature adalah seorang bayi yang lahir pada usia
kehamilan antara 28 dan 37 minggu
26. Prenatal adalah selama kehamilan
27.
Primigravida adalah seorang
wanita yang hamil untuk pertama kalinya
28. Primipara adalah seorang wanita yang baru pertama kali
melahirkan dimana janin mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih
29. Aterm atau full term adalah seorang bayi yang lahir
setelah usia kehamilan 37 minggu
30.
Trimester adalah periode selama 3
bulan
(Buku
Panduan Asuhan pada Antenatal, Depkes RI, 2000)
ALAT EVALUASI
|
- Jelaskan salah satu filosofi dalam asuhan
kehamilan!
- Sebutkan lingkup asuhan kehamilan!
- Sebutkan 3 dari 5 prinsip pokok dalam asuhan
kehamilan!
- Sebutkan tujuan ANC!
- Mengapa refocusing dalam ANC itu diperlukan?
- Uraikan standart palpasi abdominal menurut
Standart Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002!
- Sebutkan tipe –tipe pelayanan ANC!
- Apa saja hak hak wanita hamil dalam ANC?
- Siapa
saja tenaga professional dalam pelayanan ANC?
- Apa
peran dan tanggung jawab bidan dalam ANC?
0 komentar:
Posting Komentar