MODEL KEPERCAYAAN KESEHATAN
( Health Belief Model )
HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun
1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu
dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit
( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )
Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala
gejala sakit yang terdiagnos terutama tentang kepatuhan terhadap proses
pencarian penyembuhan.
Sebelumnya,Witson 1925 mengembangkan teori yang dinamakan
sebagai Teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa semua
yang terjadi ( perilaku ) diakibatkan karena adanya penguatan ( reinforcement
),Kemusian skiner 1938 menguatkan bahwa setiap perilaku yang mendapatkan
ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau mengulangi perilaku
tersebut. ( Reasoning and Thinking )
Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku
manusia adalah operant respons. Untuk itu untuk membentuk jenis respons atau
perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut
operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning
ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
a. Melakukan
identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa
hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis
untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang
dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang
tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan
menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara,
mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan
perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila
komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan
mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering
dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen
(perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah
lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu
dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh
perilaku yang diharapkan terbentuk. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki
agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku
seperti ini maka anak tersebut harus :
Pergi
ke kamar mandi sebelum tidur.
Mengambil
sikat dan odol.
Mengambil
air dan berkumur.
Melaksanakan
gosok gigi.
Menyimpan
sikat gigi dan odol.
Pergi
ke kamar tidur.
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang)
bagi masing-masing komponen perilaku tersebut (komponen diatas) maka akan dapat
dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh tersebut di atas adalah suatu
penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant conditioning.
Didalam kenyataannya prosedur ini banyak dan bervariasi sekali dan lebih
kompleks dari contoh tersebut diatas. Teori Skinner ini sangat besar
pengaruhnya terutama di Amerika Serikat.
Konsep-konsep behaviour control, behaviour theraphy dan
behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori
ini.
Lewin 1951,dan Tolman 1932 adalalah ahli Teori
kognitif,menyatakan bahwa perilaku diakibatkan adanya nilai subjektif atau
adanya harapan ( Expectation 0 seseorang dalam mencapai hasil tersebut.Ini juga
dinamakan dengan Teori pengharapan nilai ( Value Expectacy ) yaitu melibatkan
proses mental seperti berfikir,bernalar,hipotesis dan harapan.teori ini percaya
bahwa Reinforcing timbul karena adanya harapan tentang sesuatu yang
mempengaruhi perilaku tersebut.
HBM,mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa
seseorang melakukan tintadakan tertentu untuk menjaga ,melindungi dan
mengendalikan kondisi sakit,dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :
1. Kerentanan ( Perceived
Susceptibility ) yaitu seseorang merasakan keyakinan / percaya akan kemungkinan
sakit yang terjadi pada dirinya.Misalnya seseorang wanita yang beresiko
mempunyai pasangan yang tidak setia,akan merasakan dirinya rentan terkena suatu
penyakit menular seksual.
2. Keseriusan ( Perceived
Severity / seriousility ) yaitu Seseorang memprediksikan tinglkat keparahan
apabila menderita penyakit tersebut.
3. Hambatan ( Perceived
Barrier ) yaitu haambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat,misalnya
pada kasus perempuan yang berseiko terkena penyakit IMS,Dia akan mencari
pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear,namun dari
pihak suami tidak mendukung,hal ini merupakan hambatan.
4. Keuntungan ( Benefitt
) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara biaya yang
dikeluarkan dengan tingklat sakitnya,misalnya apakah efektif biaya yang
dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan
tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.
5. Self Eficacy yaitu
kemampuan seseorang untuk mendapatkan hasil tertentu ( Bandura,1997)
6. Cues To Action,yaitu
iosyarat pada suatu tindakan atau kesiapan seseorang dalam bertindak.
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu
intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam
lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman
berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk
memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya
kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku
itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu
terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku
yang serupa.
PENGUKURAN KONSEP HBM
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang
mungkin mempengaruhi perilaku,hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan
pengukuran ( Measurable Error ) dan tentu akan semakin validitas serta
Realibilitas.
Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku tertentu (
misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan hambatan
Colonoscopy ) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan
digunakan.Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa
pemeriksaan seperti itu cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala
ukur sesuatu tindakan harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.
Misalnya pada kasus kanker payudara,untuk membuktikan apakah
gejala sakit pada payudara seseorang ada hubungannya dengan kanker payudara
ayau hanya gejala biasa maka alat ukurnya harus jelas yaitu dengan penggunaan
mammografy.
Ada beberapa model perilaku untuk melindungi kesehatan
yang umum digunakan yaitu :
1. Teori Tindakan
Beralasan ( Theory of Reasoned Action ) disingkat dengan TRA.
2. Teori Motivasi
perlindungan ( Protection Motivation Theory )
3. Teori manfaat yang
diharapkan dan subjektif ( Subjective Expected Utility )
TEORI TINDAKAN BERALASAN (Theory of Reasoned Action /
TRA ) ,TEORI PERILAKU TERENCANA ( Theory of Planned Behaviour / TPB )
DAN MODEL PERILAKU INTEGRASI ( Integrated Behavioural Model / IBM )
TRA dan TPB berfokus kepada motivasi seseorang berperilaku
tertentu yaitu dengan adanya niat perilaku ( Behavioural Intention )
merupakan perilaku awal yang terbaik dan pada akhirnya dapat membuat seseorang
bersikap ( Attitude )
TPB adalah perluasan dari TRA yang selanjutnya diperluas
dengan IBM.
TRA dan TPB berfokus pada konsepsi sikap ( attitude )
,norma subjektif dan kontrol yang dirasakan ( Perceived control ) menjelaskan
perbedaan antara perilaku perilaku termasuk perilaku kesehatan.
Fisbein,1967 mengemukakan bahwa Dalam TRA dikembangkan
hubungan antara sikap ( Attitude ),niat ( intention ) dan
perilaku ( Behaviour )
Perubahan dalam pada salah satu faktor diatas dapat
mengakibatkan perubahan pada perilaku.misalnya pada penederita kanker
payudara,dia akan berperilaku mendeteksi dini dan mencari proses penyembuhan
apabila dia mempunyai niat awal dan sikap yang positif terhadap kanker
payudara,dengan demikian dia akan berperilaku memeriksakan dirinya melalui
pemeriksaan yang tepat yaitu mammografy ( sesuai dengan skala pengukuran yang
telah dibicarakan diatas )
Jadi penentu perilaku yang terpenting adalah niat perilaku
( Behavioural Intention ), sehingga menghasilkan sebuah sikap ( Attitude
) kearah menjalankan perilaku dan norma subjektif ( Subjective
norm ) yang terkait dengan perilaku.
Dalam TPB ditambhakan kontrol yang dirasakan ( Perceived
Control ) terhadap perilaku dimana akan ada pertimbangan situasi bagi
seseorang untuk berperilaku.
Dalam bersikap ditentukan adanya kepercayaan individu
terhadap hasil atau atribut dalam melakukan perilaku.Jika seseorang
percaya bahwa hasil bernilai positif maka pelaksanaan perilakun akan
memiliki sikap positif pula.
Sedangkan norma subjektif ditentukan oleh adanya kepercayaan
normatif ( Nmormative Belief ) yakni apakah penting baginya
referent Induvidual ( orang yang dianggap penting ) menyetujui atau tidak
pelaksanaan perilaku tersebut. Misalnya seseorang yang percaya bahwa referent
berfikir tidak boleh/tidak menyetujui suatu perilaku maka akan ada norma
subjektif negative atau sebaliknya.Namun Tidak semua orang termotivasi untuk
memenuhi harapan referent dan diaakan memiliki norma subjektif yang relatif
normal ( tidak mudah dipengaruhi apabila referent berfikir negarif )
Pengukuran Konsepsi TRA dan TPB
Pengukuran ini menggunakan skala nilai 5 atau 7 poin
atau melalui skala antara “ Tidak Mungkin-mungkin “ atau “ tidak setuju-setuju
“.
Misalnya : “ saya berhenti merokok” adalah “ akan
menyebabkan Berat badan saya naik “,artinya seseorang akan menilai bahwa jika
dirinya berhenti merokok akan menyebabkan berat badannya naik. Maka Evaluasi
orang tersebut terhadap hasil ini diukur dengan cara memintanya menilai
derajat dimana “ Berat badan saya naik “ baik atau buruk.
Ada dua pengukuran yaitu pengukuran tidak langsung yang
dihitung dari kepercayaan perilaku,normatif dan kontrol.Sedangkan pengukuran
langsung menggunakan dengan skala seperti diatas misalnya “ baik-buruk “.
Pengukuran langsung ini sangat penting karena lebih
berhubungan kuat dengan niat ( intention ),norma subjektif,control
yang dirasakan.
MODEL PERILAKU TERINTEGRASI ( Integrated Behaviour
Model / IBM )
Merupakan intyegrasi dari TRA dan TPB.Dalam IBM yang
terpenting juga adalah Niat untuk melakukan perilaku.Tanpa motivasi
seseorang tidak mungkin akan melakukan suatu perilaku tertentu.
a. Jika seseorang
memiliki perilaku niat yang kuat dia memerlukan pengetahuan dan
skill untuk menjalankan perilaku tersebut.
Niat ditentukan oleh tiga kategori yaitu :
sikap
kearah perilaku, ( attitude toward the behavioural ) adalah
keseluruhan sifat menyenangkan atau tidak yang dirasakan seseorang untuk
menjalankan perilaku .
Norma
yang dirasakan ( perceived norm ) mencerminkan tekanan sosial yang
dirasakan seseorang untuk menjalankan atau tidak perilaku tersebut.Konsepsi ini
menyangkut identitas sosial yang kuat dalam budaya tertentu yang
merupakan indikator pengaruh normatif.
Agen
pribadi ( personal agency ) diuraikan oleh Bandura ( 2006 ) sebagai
pengaruh seseorang untuk bertahan pada fungsinya sendiri dan peristiwa
lingkungan.
b. Adanya lingkungan yang
membatasi akan mempengaruhi suatu perilaku untuk dilaksanakan ( Triandis,1980 )
c. Perilaku harus
penting ( salient ) bagi orang tersebut ( Becker,1974 )
d. Pengalaman menjalankan
perilaku dapat menjadi kebiasaan sehingga dalam hal ini niat nmenjadi hal yang
kurang penting.
Jadi, pada IBM bahwa semakin kuat kepercayaan seseorang
bahwa menjalankan suatu perilaku akan memberikan hasil positif dan
mencegah hasil negatif ,akan semakin menyenangkan sekapnya kearah menjalankan
perilaku tersebut.
Penerapan IBM dan TRA / TPB pada berbagai Perilaku dan
Populasi
Seringkali kepercayaan perilaku,normatif,kemanjuran dan
kontrol yang berbeda akan mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan perilaku
yang berbeda pula. Misalnya Pada kasus kanker payudara diatas,seseorang percaya
bahwa mammografy itu hal yang menyakitkan dapat berbeda kepercayaan
perilaku seseorang yang menggunakan kondom dengan pasangannya.
Kepercayaan relevan yang m,endasar ini juga bisa sangat
berbeda pada perilaku yang sama,karena alasan inilah Fishbein telah
menekankan berulang ulang bahwa seseorang harus pergi langsung ke populasi
tersebut untuk mengidentifikasi kepercayaan perilaku,normatif,kemanjuran dan
kontrol yang penting dan berkaitan dengan perilaku.
Dengan demikian wawancara merupakan penting dalam hal
penerapan model ini,untuk mendapatkan informasi tentang kepercayaan perilaku
dalam suatu populasi.
Faktor yang juga sangat mempengaruhi dalam penerapan model
ini adalah Demografi,kepribadian,sikap dan individu lainnya,tapi pengaruhnya
tidak langsung,ini dinamakan variabel distal.
Pada penerapan ini,ada fase yang akan kita lewati yaitu :
1. Menentukan secara
jelas perilaku dalam tindakan,target,konteks dan waktu .
2. Melakukan wawancara
dengan populasi untuk menggali informasi dari mereka mengenai :
Perasaan
positif atau negatif tentang menjalankan perilaku ( sikap atau pengaruh
berdasarkan pengalaman seseorang )
Sifat
atau hasil yang positif atau negatif dari menjalankan perilaku ( kepercayaan
perilaku )
Referent
Normatif
Fasilitator
atau hambatan situasi/lingkungan yang membuat perilaku mudah atau sulit
dilaksanakan ( kepercayaan kontrol dan kemanjuran diri )
3. Menggunakan hasil
temuan dari penggalian informasi untuk merancang instrumen survey yang memadai
untuk mengukur IBM.Semua pertanyaan dirancang untuk mengukur kepercayaan
kepercayaan terkait isu penting spesifik yang diidentifikasikan pada penggalian
informasi.Uji coba memastikan sususnan pertanyaan dan format skala respon dapat
diandalkan ( realible
),valid (sah
),dan tepat budaya ( culturally appropriate )
4. Menginformasikan
pengukuran IBM yang menjelaskan niat perilaku dan menjelaskan niat yang
sebaiknya digunakan sebagai fikus upaya intervensi.
5. Menggunakan temuan dan
analisa kepercayaan perilaku yang dapat menjadi target terbaik bagi komunikasi
persuasif dalam suatu intervensi untuk memperkuat niat perilaku dan
menghasilkan perilaku yang lebih besar.
Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih
awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari
kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action [bagi/kepada]
suatu langkah yang lebih awal. Bagaimanapun, orang-orang dapat mundur dari
langkah apapun pada suatu langkah yang lebih awal. Berita yang tidak baik
adalah itu berbuat tidak baik lagi menuju ke sebagai aturan ketika tindakan
dikira kebanyakan permasalahan perilaku kesehatan. Berita gembira adalah itu
untuk merokok dan latihan hanya sekitar 15% dari orang-orang mundu di semua
jalan langkah Precontemplation. Mayoritas yang luas mundur ke Preparation atau
Contemplating.
1. Precontemplation
1. Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk
bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak
diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang
atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui
proses :
Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke
lingkungan.
2. Contemplation / Perenuangan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya.
Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan
memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk
menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap
contemplation ke preparation melalui proses :
Self-reevaluation : penilaian kembali pada
diri sendiri
3. Preparation / Persiapan.
3. Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di
masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang
lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu
kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu buku
bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
Pada tahap preparation ke action melalui proses : self
liberation
4. Action/ Tindakan
4. Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara
pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku.
Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action
adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi
adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa
punishment juga.
Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang
lain untuk mengubah perilaku.
Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah
perilaku.
5. Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak
baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti
halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk
terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang
lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali
pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke
Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format
itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah
sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun meliputi yang pro
dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau Self-efficacy, dan
perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari aspek/pengarah ini pada
model disajikan di tempat lain ( Velicer, Prochaska, Rossi, & Diclemente,
1996).
Decisional Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis dari pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup empat kategori dari pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan orang lain dan diri untuk yang lain dan diri sendiri). Empat kategori dari memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai penolong/musik ke penolakan dan yang lain dan diri dari yang lain dan diri. Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan contra, ditemukan ( Velicer, DiClemente, Prochaska, & Brandenberg, 1985). Dalam suatu merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et al. 1994), sebanyak ini; sekian struktur yang lebih sederhana telah selalu ditemukan.
Self-Efficacy membangun menghadirkan keyakinan situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka. Situational Temptation Measure ( Diclemente, 1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah situasi yang sulit. Itu ada di efek, sebaliknya dari kemajuan diri dan yang sama satuan materi dapat digunakan untuk kedua-duanya ukuran, menggunakan format tanggapan yang berbeda. Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang satu rangkaian situasi yang sulit.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan. Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.
Decisional Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis dari pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup empat kategori dari pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan orang lain dan diri untuk yang lain dan diri sendiri). Empat kategori dari memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai penolong/musik ke penolakan dan yang lain dan diri dari yang lain dan diri. Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan contra, ditemukan ( Velicer, DiClemente, Prochaska, & Brandenberg, 1985). Dalam suatu merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et al. 1994), sebanyak ini; sekian struktur yang lebih sederhana telah selalu ditemukan.
Self-Efficacy membangun menghadirkan keyakinan situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka. Situational Temptation Measure ( Diclemente, 1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah situasi yang sulit. Itu ada di efek, sebaliknya dari kemajuan diri dan yang sama satuan materi dapat digunakan untuk kedua-duanya ukuran, menggunakan format tanggapan yang berbeda. Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang satu rangkaian situasi yang sulit.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan. Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
The Transtheoretical Model dan Consciousness Raising mempunyai
implikasi umum untuk semua aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi.
Kita akan dengan singkat menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area :
perekrutan, ingatan, kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk
perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering
berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera dan
yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan, sebagai hasilnya, itu
hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Di
kontras, Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana
individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan
berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus
dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman
barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari
mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara diferensial
efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model dapat
memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi dari
intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang
lebih sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak
mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan pada
Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-duanya adalah
suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang tinggi,
dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di
keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan yang tingkah laku.
3.2 Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk
mengetahui model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan
bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini
kita dapat memberikan promosi yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar