RSS
Post Icon


MODEL KEPERCAYAAN KESEHATAN
 ( Health Belief Model )

            HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit ( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )
Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnos terutama tentang kepatuhan terhadap proses pencarian penyembuhan.
Sebelumnya,Witson 1925 mengembangkan teori yang dinamakan sebagai Teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa  semua yang terjadi ( perilaku ) diakibatkan karena adanya penguatan ( reinforcement ),Kemusian skiner 1938 menguatkan bahwa setiap perilaku yang mendapatkan ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau mengulangi perilaku tersebut. ( Reasoning and Thinking )
Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :

a.       Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b.      Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c.        Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d.      Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut harus :
         Pergi ke kamar mandi sebelum tidur.
         Mengambil sikat dan odol.
         Mengambil air dan berkumur.
         Melaksanakan gosok gigi.
         Menyimpan sikat gigi dan odol.
         Pergi ke kamar tidur.
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut (komponen diatas) maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh tersebut di atas adalah suatu penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant conditioning. Didalam kenyataannya prosedur ini banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks dari contoh tersebut diatas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terutama di Amerika Serikat.
Konsep-konsep behaviour control, behaviour theraphy dan behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori ini.

Lewin 1951,dan Tolman 1932  adalalah ahli Teori kognitif,menyatakan bahwa perilaku diakibatkan adanya nilai subjektif atau adanya harapan ( Expectation 0 seseorang dalam mencapai hasil tersebut.Ini juga dinamakan dengan Teori pengharapan nilai ( Value Expectacy ) yaitu melibatkan proses mental seperti berfikir,bernalar,hipotesis dan harapan.teori ini percaya bahwa  Reinforcing timbul karena adanya harapan tentang sesuatu yang mempengaruhi perilaku tersebut.
HBM,mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa seseorang melakukan tintadakan tertentu  untuk menjaga ,melindungi dan mengendalikan kondisi sakit,dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :
1.      Kerentanan ( Perceived Susceptibility ) yaitu seseorang merasakan keyakinan / percaya akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya.Misalnya seseorang wanita yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak setia,akan merasakan dirinya rentan terkena suatu penyakit menular seksual.
2.      Keseriusan ( Perceived Severity / seriousility ) yaitu Seseorang memprediksikan tinglkat keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
3.      Hambatan ( Perceived Barrier ) yaitu haambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat,misalnya pada kasus perempuan yang berseiko terkena penyakit IMS,Dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear,namun dari pihak suami tidak mendukung,hal ini merupakan hambatan.
4.      Keuntungan ( Benefitt ) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingklat sakitnya,misalnya apakah efektif biaya yang dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.
5.      Self Eficacy yaitu kemampuan seseorang untuk mendapatkan hasil tertentu  ( Bandura,1997)
6.      Cues To Action,yaitu iosyarat pada suatu tindakan atau kesiapan seseorang dalam bertindak.
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1.      Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2.      Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3.      Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

PENGUKURAN KONSEP HBM
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang mungkin mempengaruhi perilaku,hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran ( Measurable Error ) dan tentu akan semakin validitas  serta Realibilitas.
Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku tertentu  ( misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan hambatan Colonoscopy ) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan digunakan.Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.
Misalnya pada kasus kanker payudara,untuk membuktikan apakah gejala sakit pada payudara seseorang ada hubungannya dengan kanker payudara ayau hanya gejala biasa maka alat ukurnya harus jelas yaitu dengan penggunaan mammografy.
Ada beberapa  model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :
1.      Teori Tindakan Beralasan ( Theory of Reasoned Action ) disingkat dengan TRA.
2.      Teori Motivasi perlindungan ( Protection Motivation Theory )
3.      Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif ( Subjective Expected Utility )

TEORI TINDAKAN BERALASAN (Theory of Reasoned Action / TRA ) ,TEORI PERILAKU TERENCANA ( Theory of Planned Behaviour / TPB ) DAN MODEL PERILAKU INTEGRASI ( Integrated Behavioural Model / IBM )
TRA dan TPB berfokus kepada motivasi seseorang berperilaku tertentu yaitu dengan adanya niat perilaku ( Behavioural Intention ) merupakan perilaku awal yang terbaik dan pada akhirnya dapat membuat seseorang bersikap ( Attitude )
TPB adalah perluasan dari TRA yang selanjutnya diperluas dengan IBM.
TRA dan TPB berfokus pada konsepsi sikap (  attitude ) ,norma subjektif dan kontrol yang dirasakan ( Perceived control ) menjelaskan perbedaan antara perilaku perilaku termasuk perilaku kesehatan.
Fisbein,1967 mengemukakan bahwa Dalam TRA dikembangkan hubungan antara sikap ( Attitude ),niat  ( intention ) dan perilaku  (  Behaviour )
Perubahan dalam pada salah satu faktor diatas dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku.misalnya pada penederita kanker payudara,dia akan berperilaku mendeteksi dini dan mencari proses penyembuhan apabila dia mempunyai niat awal dan sikap yang positif terhadap kanker payudara,dengan demikian dia akan berperilaku memeriksakan dirinya melalui pemeriksaan yang tepat yaitu mammografy ( sesuai dengan skala pengukuran yang telah dibicarakan diatas )
Jadi penentu perilaku yang terpenting adalah niat perilaku ( Behavioural Intention ), sehingga menghasilkan sebuah sikap ( Attitude )  kearah menjalankan perilaku dan norma subjektif ( Subjective norm ) yang terkait dengan perilaku.
Dalam TPB ditambhakan kontrol yang dirasakan ( Perceived Control ) terhadap perilaku dimana akan ada pertimbangan situasi bagi seseorang untuk berperilaku.
Dalam bersikap ditentukan adanya kepercayaan individu terhadap hasil atau atribut dalam melakukan perilaku.Jika seseorang percaya  bahwa hasil bernilai positif maka pelaksanaan perilakun akan memiliki sikap positif pula.
Sedangkan norma subjektif ditentukan oleh adanya kepercayaan normatif  ( Nmormative Belief ) yakni apakah penting baginya referent Induvidual ( orang yang dianggap penting )  menyetujui atau tidak pelaksanaan perilaku tersebut. Misalnya seseorang yang percaya bahwa referent berfikir tidak boleh/tidak menyetujui  suatu perilaku maka akan ada norma subjektif negative atau sebaliknya.Namun Tidak semua orang termotivasi untuk memenuhi harapan referent dan diaakan memiliki norma subjektif yang relatif normal ( tidak mudah dipengaruhi apabila referent berfikir negarif )
Pengukuran Konsepsi TRA dan TPB
Pengukuran ini menggunakan skala nilai 5 atau 7 poin  atau melalui skala antara “ Tidak Mungkin-mungkin “ atau “ tidak setuju-setuju “.
Misalnya : “ saya berhenti merokok” adalah “ akan menyebabkan Berat badan saya naik “,artinya seseorang akan menilai bahwa jika dirinya berhenti merokok akan menyebabkan berat badannya naik. Maka Evaluasi orang tersebut terhadap hasil ini diukur dengan cara memintanya menilai derajat  dimana “ Berat badan saya naik “ baik atau buruk.
Ada dua pengukuran yaitu pengukuran tidak langsung yang dihitung dari kepercayaan perilaku,normatif dan kontrol.Sedangkan pengukuran langsung menggunakan dengan skala seperti diatas misalnya “ baik-buruk “.
Pengukuran langsung ini sangat penting karena lebih berhubungan kuat dengan niat ( intention ),norma subjektif,control yang dirasakan.

MODEL PERILAKU TERINTEGRASI ( Integrated Behaviour Model /  IBM )

Merupakan intyegrasi dari TRA dan TPB.Dalam IBM yang terpenting  juga adalah Niat untuk melakukan perilaku.Tanpa motivasi seseorang tidak mungkin akan melakukan suatu perilaku tertentu.
a.       Jika seseorang memiliki perilaku niat yang kuat  dia memerlukan  pengetahuan dan skill untuk menjalankan perilaku tersebut.
Niat ditentukan oleh tiga kategori yaitu : 
         sikap kearah perilaku, ( attitude toward the behavioural ) adalah keseluruhan sifat menyenangkan atau tidak yang dirasakan seseorang untuk menjalankan perilaku .
         Norma yang dirasakan ( perceived norm ) mencerminkan tekanan sosial yang dirasakan seseorang untuk menjalankan atau tidak perilaku tersebut.Konsepsi ini menyangkut  identitas sosial yang kuat dalam budaya tertentu yang merupakan indikator pengaruh normatif.
         Agen pribadi ( personal agency ) diuraikan oleh Bandura ( 2006 ) sebagai pengaruh seseorang untuk bertahan pada fungsinya sendiri dan peristiwa lingkungan.
b.      Adanya lingkungan yang membatasi akan mempengaruhi suatu perilaku untuk dilaksanakan ( Triandis,1980 )
c.       Perilaku harus penting ( salient ) bagi orang tersebut ( Becker,1974 )
d.      Pengalaman menjalankan perilaku dapat menjadi kebiasaan sehingga dalam hal ini niat nmenjadi hal yang kurang penting.

Jadi, pada IBM bahwa semakin kuat kepercayaan seseorang bahwa menjalankan suatu perilaku akan memberikan hasil positif  dan mencegah hasil negatif ,akan semakin menyenangkan sekapnya kearah menjalankan perilaku tersebut.

Penerapan IBM dan TRA / TPB pada berbagai Perilaku dan Populasi

Seringkali kepercayaan perilaku,normatif,kemanjuran dan kontrol yang berbeda akan mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan perilaku yang berbeda pula. Misalnya Pada kasus kanker payudara diatas,seseorang percaya bahwa mammografy itu hal yang menyakitkan  dapat berbeda kepercayaan perilaku seseorang yang menggunakan kondom dengan pasangannya.
Kepercayaan relevan yang m,endasar ini juga bisa sangat berbeda pada perilaku yang sama,karena alasan inilah  Fishbein telah menekankan berulang ulang bahwa seseorang harus pergi langsung ke populasi tersebut untuk mengidentifikasi kepercayaan perilaku,normatif,kemanjuran dan kontrol yang penting dan berkaitan dengan perilaku.
Dengan demikian wawancara merupakan penting dalam hal penerapan model ini,untuk mendapatkan informasi tentang kepercayaan perilaku dalam suatu populasi.
Faktor yang juga sangat mempengaruhi dalam penerapan model ini adalah Demografi,kepribadian,sikap dan individu lainnya,tapi pengaruhnya tidak langsung,ini dinamakan variabel distal.

Pada penerapan ini,ada fase yang akan kita lewati yaitu :

1.      Menentukan secara jelas perilaku dalam tindakan,target,konteks dan waktu .
2.      Melakukan wawancara dengan populasi untuk menggali informasi dari mereka mengenai :
         Perasaan positif atau negatif tentang menjalankan perilaku ( sikap atau pengaruh berdasarkan pengalaman seseorang )
         Sifat atau hasil yang positif atau negatif dari menjalankan perilaku ( kepercayaan perilaku )
         Referent Normatif
         Fasilitator atau hambatan situasi/lingkungan yang membuat perilaku mudah atau sulit dilaksanakan ( kepercayaan kontrol  dan kemanjuran diri )
3.      Menggunakan hasil temuan dari penggalian informasi untuk merancang instrumen survey yang memadai untuk mengukur IBM.Semua pertanyaan  dirancang untuk mengukur kepercayaan kepercayaan terkait isu penting spesifik yang diidentifikasikan pada penggalian informasi.Uji coba memastikan sususnan pertanyaan dan format skala respon dapat diandalkan ( realible ),valid            (sah ),dan tepat budaya ( culturally appropriate )
4.      Menginformasikan pengukuran IBM yang menjelaskan niat perilaku dan menjelaskan niat yang sebaiknya digunakan sebagai fikus upaya intervensi.
5.      Menggunakan temuan dan analisa kepercayaan perilaku yang dapat menjadi target terbaik bagi komunikasi persuasif dalam suatu intervensi untuk memperkuat niat perilaku dan menghasilkan perilaku yang lebih besar.


 Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action [bagi/kepada] suatu langkah yang lebih awal. Bagaimanapun, orang-orang dapat mundur dari langkah apapun pada suatu langkah yang lebih awal. Berita yang tidak baik adalah itu berbuat tidak baik lagi menuju ke sebagai aturan ketika tindakan dikira kebanyakan permasalahan perilaku kesehatan. Berita gembira adalah itu untuk merokok dan latihan hanya sekitar 15% dari orang-orang mundu di semua jalan langkah Precontemplation. Mayoritas yang luas mundur ke Preparation atau Contemplating.
1. Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan. Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui proses :
Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
2. Contemplation / Perenuangan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap contemplation ke preparation melalui proses :
Self-reevaluation    : penilaian kembali pada diri sendiri
3. Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
Pada tahap preparation ke action melalui proses : self liberation
4. Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa punishment juga.
Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang lain untuk mengubah perilaku.
Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah perilaku.
5. Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun meliputi yang pro dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau Self-efficacy, dan perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari aspek/pengarah ini pada model disajikan di tempat lain ( Velicer, Prochaska, Rossi, & Diclemente, 1996).
Decisional Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis dari pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup empat kategori dari pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan orang lain dan diri untuk yang lain dan diri sendiri). Empat kategori dari memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai penolong/musik ke penolakan dan yang lain dan diri dari yang lain dan diri. Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan contra, ditemukan ( Velicer, DiClemente, Prochaska, & Brandenberg, 1985). Dalam suatu merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et al. 1994), sebanyak ini; sekian struktur yang lebih sederhana telah selalu ditemukan.
Self-Efficacy membangun menghadirkan keyakinan situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka. Situational Temptation Measure ( Diclemente, 1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah situasi yang sulit. Itu ada di efek, sebaliknya dari kemajuan diri dan yang sama satuan materi dapat digunakan untuk kedua-duanya ukuran, menggunakan format tanggapan yang berbeda. Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang satu rangkaian situasi yang sulit.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan. Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
The Transtheoretical Model dan Consciousness Raising mempunyai implikasi umum untuk semua aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi. Kita akan dengan singkat menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area : perekrutan, ingatan, kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera dan yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan, sebagai hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Di kontras, Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan yang tingkah laku.
3.2  Saran

Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini kita dapat memberikan promosi yang tepat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer